Amalan Sunnah di Hari Raya

1. Mandi sebelum berangkat untuk sholat Id

Terdapat riwayat shahih dalam Kitab Al-Muwattho' dan lainnya bahwa Ibnu Umar mandi pada hari Id sebelum berangkat ke tempat sholat. Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa jumhur ulama' sepakat tentang kesunnahan mandi sebelum berangkat untuk melaksanakan shalat id.

2. Makan sebelum shalat Id pada Idul Fitri

Termasuk sunnah di hari Idul Fitri, tidak berangkat sholat id sebelum memakan beberapa butir kurma, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sahabat Anas bin Malik, dia berkata, 'Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak berangkat pada hari Idul Fitri sebelum memakan beberapa butir kurma, dan dia memakannya dengan jumlah ganjil." (HR. Bukhari)

Jika tidak ada kurma, hendaknya dia makan sesuatu yang dibolehkan untuk mengisi perut sebelum melaksanakan shalat id.

3. Bertakbir Di Hari Id.

Hal ini termasuk sunnah yang agung pada hari Id, berdasarkan firman Allah Ta'ala,

"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185)

Dari Walid bin Muslim dia berkata, 'Aku bertanya kepada Al-Auzai dan Malik bin Anas tentang mengeraskan takbir pada dua Hari Raya.' Mereka berdua menjawab, 'Ya, dahulu Ibnu Umar mengeraskan takbir pada hari Idul Fitri hingga imam datang."

Terdapat riwayat shahih dari Abu Abdurrahman As-Silmi, dia berkata, 'Mereka para hari Idul Fitri lebih keras dibanding Idul Adha) Waki' berkata, 'Yang dimaksud (keras) adalah bertakbir.' (Lihat Irwa'ul Ghalil 3/122)

Waktu takbir dalam shalat Idul Fitri dimulai sejak malam Id hingga imam masuk (ke tempat shalat) untuk melakukan shalat Id

Tata Cara Takbir

Terdapat dalam mushannaf Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih dari Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu, bahwa dia bertakbir pada hari-hari Tasyrik (dengan redaksi berikut);

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada tuhan yang disembah selain Allah, Allah Maha Besar, bagiNya segala puji.

Ibnu Abi Syaibah juga meriwayatkan lagi dengan redaksi yang sama, hanya saja takbirnya menjadi tiga kali.

4. Ucapan Selamat

Termasuk adab pada hari Id adalah saling memberikan ucapan selamat yang baik satu sama lain, apapun redaksinya. Seperti ungkapan, taqabbalallahu minna wa minkum, atau, Idun Mubarak, atau yang semisalnya dalam berbagai bentuk redaksi yang dibolehkan.

Pemberian ucapan selamat sudah dikenal di kalangan para sahabat, karenanya para ulama memberikan keringanan dalam hal ini, seperti Imam Ahmad dan lainnya. Terdapat riwayat yang menunjukkan disyariatkannya ucapan selamat pada moment-moment tertentu, dan juga tindakan para sahabat yang memberikan ucapan selamat ketika mendapatkan sesuatu yang membahagiakan, seperti diterimanya taubat seseorang oleh Allah Ta'ala terhadap suatu perkara, lalu mereka berdiri untuk memberikan ucapan selamat karena itu. Adapula riwayat lainnya.

Tidak diragukan lagi bahwa ucapan selamat termasuk kemuliaan akhlak dan fenomena sosial yang baik di kalangan kaum muslimin.

5. Berhias Pada Dua Hari Id

Ibnu Umar berkata, 'Umar radhiallahu anhu mengambil (membeli) sebuah jubah dari sutera yang dijual di pasar, lalu dia mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kemudian berkata, 'Wahai Rasulullah, belilah ini dan berhiaslah dengannya untuk Hari Raya dan menyambut tamu.' Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak mendapatkan bagian (di hari kiamat)" (HR. Bukhori)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyetujui tindakan Umar untuk berhias pada hari Id, akan tetapi yang dia ingkari adalah membeli baju tersebut, karena terbuat dari sutera.

Dari Jabir radhialahu anhu, dia berkata, Adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam memiliki gamis yang biasa beliau pakai untuk shalat dua Hari Raya dan hari Jumat. (Shahih Ibnu Khuzaimah)

Maka bagi kaum muslim yang ingin berangkat untuk menunaikan sholat id, hendaknya memakai pakaian yang paling bagus ketika berangkat untuk sholat Id.

6. Pergi ke tempat shalat melalu suatu jalan dan kembali melalui jalan yang berbeda

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma, dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam pada Hari Id menempuh jalan yang berbeda. (HR. Bukhari)

Ada yang mengatakan bahwa hikmah dari perbuatan tersebut adalah agar kedua jalan itu menjadi saksi di hadapan Allah pada hari kiamat, sebab bumi akan berbicara pada hari kiamat terhadap kebaikan atau keburukan yang dilakukan di atasnya.

HUMAS ROHIS SMA N 104

SMA N 104 Jakarta
Jl. H.Taiman Barat Kel.Gedong Pasar rebo Jakarta Timur

Facebook Grup: ROHIS SMAN 104 (HIZQOVA) 
Twitter: @hizqova
Instagram: hizqova
Line :  @gdd0128w 

Posting Komentar